
Walikota Semarang mengatakan, kerjasama itu penting dalam pengelolaan kota kuno tersebut
Kami membutuhkan masukan dan saran Anda tentang siapa yang harus lebih agresif dengan cara ini.
Semarang (Antara) – Walikota Semarang Hevarita Gunarianti Rahayu mengingatkan pentingnya kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan kota kuno Semarang.
“Tantangan yang dihadapi kota kuno Semarang sebenarnya sama atau serupa dengan tantangan yang dihadapi kota kuno di Eropa,” kata Hevarita, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.
Daerah perkotaan kuno Eropa, yang terletak di Polandia, Italia, Kroasia, dan Slovenia, menghadapi tantangan dana pemeliharaan dan perencanaan yang terbatas.
Hal itu disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, saat Focus Group Discussion (FGD) “Kerja Sama Penataan Situs Kota Kuno” yang digelar di Balai Kota Semarang.
Diakuinya, kota kuno itu menjadi destinasi wisata unggulan di Semarang dalam beberapa tahun terakhir berkat keberhasilan penataan dan revitalisasi kawasan bersejarah tersebut.
Dikatakannya, Pemkot Semarang melalui FGD ingin mendapatkan masukan untuk perbaikan dan pengembangan kawasan kota lama dalam berbagai aspek agar bisa lebih baik ke depannya.
Wali Kota Semarang pertama ini mengatakan, “Kami ingin mendapat masukan dan ini tantangan. Kami butuh masukan, dan ada saran agar mereka lebih ganas dan ‘agresif’ seperti itu.”
Menurutnya, Kota Lama masih menghadapi banyak kendala dalam pengelolaannya, mulai dari kondisi lingkungan yang rawan pencurian, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), hingga belum optimalnya pemanfaatan bangunan yang ada.
Ia berharap dapat meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan kota kuno di masa mendatang, sehingga menjadi warisan budaya yang terjaga dengan baik serta tujuan wisata yang indah, aman dan nyaman bagi pengunjung dan masyarakat sekitar.
Ia juga mengatakan, “Hasil membangun atau menganalisis faktor-faktor yang kami tunjukkan bahwa dalam dimensi (administrasi) perlu ditingkatkan kerjasama, konsistensi, negosiasi, penyelesaian, koordinasi, dan pengawasan kebijakan.”
Selain itu, ETA mengatakan perlu dalam dimensi kelembagaan melibatkan pemerintah, swasta, akademisi dan media dalam pengelolaan kawasan kota kuno Semarang.
Baca Juga: Taman Nol Kilometer diharapkan menjadi destinasi wisata tambahan Semarang
Baca Juga: Disbudpar Semarang Optimis Kota Lama Menjadi Tempat Wisata Favorit di Jateng
Koresponden: Zahdar Lace
Editor: Budisantoso Budiman
Hak Cipta © Bean 2023