
Prancis menyangkal rasisme sistemik dalam sistem hukumnya
LONDON (ANTARA) – Prancis menolak pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) yang mendesak Prancis pada Jumat untuk mengatasi masalah diskriminasi rasial di dalam lembaga penegak hukum negaranya.
“Setiap tuduhan rasisme atau diskriminasi sistemik oleh polisi di Prancis sama sekali tidak berdasar,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa petugas polisi di Prancis terikat oleh kontrol internal, eksternal, dan yudisial, sebagaimana diterapkan di beberapa negara.
Kementerian menegaskan bahwa “Prancis dan polisinya dengan tegas memerangi rasisme dan segala bentuk diskriminasi.”
“Tidak ada keraguan tentang komitmen ini,” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menekankan bahwa polisi menangani kasus-kasus kekerasan “dengan profesionalisme maksimal”, menambahkan bahwa penggunaan kekuatan oleh otoritas terkait “tunduk pada prinsip-prinsip kebutuhan dan proporsionalitas mutlak, serta diatur dan dipantau secara ketat.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa 249 polisi terluka dalam kerusuhan yang terjadi di Prancis dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, juru bicara Komisariat Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Ravina Shamdasani, mengatakan Prancis harus segera mengatasi masalah rasisme dan diskriminasi dalam penegakan hukum di negaranya.
“Ini adalah momen bagi negara untuk menganggap serius masalah rasisme dan diskriminasi yang melekat dalam penegakan hukum,” kata Shamdasani.
Prancis menyaksikan gelombang protes setelah petugas polisi menembak mati Nahil yang berusia 17 tahun di Nanterre, pinggiran kota Paris pada Selasa (27/6).
Sumber: Anatolia
Baca juga: PBB: Prancis harus selesaikan masalah rasisme
Baca juga: Rasisme dituding jadi motif penembakan remaja oleh polisi Prancis
Baca Juga: Setelah Polisi Menembak Dua Remaja, 175 Orang Ditangkap di Prancis
Penerjemah: Shuvi Ayodhiana
Editor: Atman Aradat
Hak Cipta © Bean 2023