
PPIDK di Timor-Leste menyetujui Piagam Tunisia untuk Gerakan Moderasi Beragama
Tunis, Tunisia (Antara) – Simposium Regional Perhimpunan Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika (PPIDK) menyetujui Piagam Tunis yang berisi pernyataan moderasi beragama sebagai gerakan bersama.
Piagam Tunis berisi pernyataan moderasi beragama, gerakan bersama, dan rekomendasi. Melalui ini, kami bermaksud mendorong siswa yang belajar di Timur Tengah untuk berorientasi pada sains, ”kata Ketua Simposium PPIDK Timur Tengah dan Afrika Ahmed Hachev di Tunis, Sabtu.
Anjuran gerakan moderasi beragama, kata dia, merupakan buah dari kesadaran mahasiswa Indonesia di Timur Tengah bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menginspirasi dunia.
Menurutnya, pengetahuan agama yang mendalam akan mengarah pada cara beragama yang moderat.
“Tujuan dan visi kami saat ini adalah bagaimana mahasiswa di Timur Tengah dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Hashev menilai isu ekstremisme dan terorisme atas nama agama masih terus berlangsung. Hal itu, kata dia, seiring dengan kondisi fanatisme yang menjadi penyakit dunia membuat mahasiswa Indonesia resah.
“Kami berharap Piagam Tunis yang telah disusun menjadi panduan yang memungkinkan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah untuk meningkatkan visi kebangsaan dan kemanusiaan mereka,” ujarnya.
Baca juga: Dubes Zahiri optimis mahasiswa Indonesia mewujudkan kebangkitan bangsa
Baca juga: Dubes Al-Zuhairi: Generasi muda berperan membangun peradaban
Ia menilai bahwa tujuan Tuhan bagi agama-agama di muka bumi hanyalah satu tujuan, yaitu menjaga ketertiban dunia dan memperbaiki kondisi masyarakat.
Hal ini – sebagaimana dikatakannya – ditegaskan oleh Ibnu Asir dalam bukunya “The Origins of the Social System in Islam” bahwa ada ulama yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan akibat pemahaman agama yang salah.
“Oleh karena itu, dalam ‘Pakta Tunisia’ ini, kami telah melakukan gerakan bersama untuk mengkaji model moderasi beragama lebih dalam,” ujarnya.
Hashev menilai “Piagam Tunisia” menegaskan bahwa Indonesia emas 2045 di masa depan harus dibangun dengan ilmu pengetahuan karena merupakan ciri peradaban yang maju.
Menurutnya, Indonesia memiliki bonus demografi sehingga mahasiswa harus menyambut baik potensi besar tersebut.
“Semangat kami adalah kerjasama, makanya kami mengajak banyak pihak terutama pemerintah dan organisasi masyarakat untuk mewujudkan misi ini,” ujarnya.
Koresponden: Imam Bilaksono
Editor: Heri Subanto
Hak Cipta © Bean 2023