
Penasihat PALD mengingatkan warga untuk mengosongkan tempat penampungan sampah mereka secara teratur
Makassar (Antara) – Konsultan Nasional Pengelolaan Air Limbah Domestik (PALD) Joko Sugiharto mengingatkan warga untuk rutin mengosongkan septic tank setiap tiga tahun sekali untuk mencegah penyakit.
“Penyimpanan feses yang tidak dikosongkan secara teratur dapat menimbulkan gangguan kesehatan,” kata Joko dalam lokakarya pembinaan penerapan sanitasi aman di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat.
Ia mengatakan salah satunya adalah anak-anak tumbuh dengan tidak sehat, mudah sakit, pertumbuhannya tidak sesuai dengan usianya, dan kemampuan kognitifnya rendah atau biasa disebut stunting, karena air yang diminumnya kemungkinan besar tidak bersih, diambil dari sumur yang kotorannya bocor.
Baca Juga: DLH Solok Ciptakan Aplikasi Penghilang Lumpur Untuk Memudahkan Pelayanan Bagi Warga
“Anak-anak juga bisa terkena diare dan kolera karena air yang diminumnya tidak bersih dan diambil dari sumur yang mengeluarkan tinja. Kebocoran tinja juga bisa menyebabkan penyakit lain, seperti kanker,” ujarnya.
Dia mencatat bahwa 70 persen tanah di Indonesia terkontaminasi dengan air abu-abu, limbah domestik, air hitam atau air tinja yang bocor dari kumpulan tinja yang seringkali tidak diekstraksi atau dibangun sesuai standar.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas PUPR Wajo Andi Pameri mengatakan, sekitar 2.600 rumah di Kabupaten Wajo telah menggunakan septic tank sesuai SNI. Namun, pembuangan lumpur dari toilet domestik masih minim.
“Kami masih menggunakan satu truk sedot listrik, jadi tidak bisa dilakukan secara rutin dan tidak bisa mencakup area Wago yang cukup luas,” ujarnya.
Baca juga: SDA DKI perkuat pengolahan limbah rumah tangga terkait air tercemar feses
Selain itu, fasilitas infrastruktur Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan kelengkapan subsistemnya, meski dibangun di Wajo sejak 2016, belum beroperasi secara optimal.
Ia mengatakan, tantangan lain berkaitan dengan pemahaman peran dan fungsi regulator dan operator pengelolaan air limbah domestik regional. Ia berharap mendapatkan lebih banyak dukungan dari UNICEF dan Bakti untuk memberikan lebih banyak bantuan.
Bagian Perencanaan dan Operasional Bidang Kebersihan Kementerian PUPR, Niswaryadi Sadiq mengatakan, beberapa bantuan telah dan akan dilakukan untuk Kabupaten Lugo, antara lain pembangunan IPAL skala permukiman, septic tank individu untuk 35 rumah di 11 desa pada 2023.
“Tahun lalu, kami membantu 50 KK di 16 desa di kabupaten ini,” ujarnya.
Baca juga: Mengobati air minum Jakarta yang tercemar langsung dari sumbernya
UNICEF melaksanakan pendampingan pelaksanaan Sanitasi Aman dengan topik Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Wajo bekerja sama dengan BaKTI dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan pendampingan pengelolaan air limbah rumah tangga berlangsung selama tiga hari.
Koresponden: M. Darwin Fater
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Hak Cipta © Bean 2023