
Pemerintah Kota Palanka Raya meningkatkan kerjasama dalam menanggulangi stunting
Palangka Raya (ANTARA) – Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (CK), meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya deteksi dini, prediksi, dan penanganan stunting.
“Kerjasama, kerjasama dan sinergi ini dalam rangka memaksimalkan realisasi Program Percepatan Penanggulangan Stunting,” kata Wakil Wali Kota Palangka Raya Omi Mastica di Palangka Raya, Kamis.
Kolaborasi dalam mengatasi stunting ini telah dilaksanakan antar organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, seperti Dinas Pengendalian Kependudukan, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM), Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten dan Kantor Pertanahan.
“Kami juga berkoordinasi dengan instansi lintas sektor seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) perwakilan Kalteng sebagai instansi vertikal mewakili sektor yang memimpin dalam mengatasi stunting,” katanya.
Baca juga: Wakil Bupati Guamas: Penurunan angka stunting tak lepas dari peran perempuan
Omi Mastika yang juga pengawas Satgas Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Palangka Raya mengatakan, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan.
“Khususnya bagi anak-anak dan ibu hamil. Semua ini merupakan langkah awal pencegahan stunting. Kami juga mendorong peran keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan stunting, karena masalah makan sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga,” ujar Omi.
Sekda Kota Palangka Raya Hira Nugrahayu menambahkan, pihaknya juga berupaya meningkatkan peran Posyandu dalam upaya memaksimalkan deteksi dini dan pencegahan stunting.
Baca Juga: Bangka Tengah tingkatkan peran Pokjanal Posyandu dalam cegah stunting
“Kami menuntut peran Bosiandu melalui kader agar lebih baik dalam membantu pemerintah dalam mencegah dan menurunkan angka stunting di Palangka Raya,” ujarnya.
Dikatakannya, Bosiandu dan kadernya merupakan garda terdepan atau ujung tombak pemerintah dalam pencegahan stunting, karena bisa melihat secara langsung kondisi anak-anak kecil setiap bulannya.
Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar, kata Hera, karena selain menjadi pemberi masalah kesehatan bagi masyarakat, mereka juga menjadi katalis bagi masyarakat untuk datang ke posyandu dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.
“Dwarfisme harus diantisipasi sejak awal pernikahan, dan bertahan dalam 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak, sejak bayi dalam kandungan hingga berusia dua tahun,” ujarnya.
Baca juga: Tenaga kesehatan bisa kooperatif deteksi stunting pada anak
Hera meminta masyarakat rutin membawa anaknya ke Pusiandu. “Kalau kegiatan Bosiando tertata dengan baik, angka stunting bisa ditekan,” ujarnya.
Reporter: Rendhik Andika
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Hak Cipta © Bean 2023