
Parlemen Uni Eropa menyetujui aturan untuk memfasilitasi penggantian baterai ponsel
JAKARTA (Antara) – Uni Eropa telah merevisi peraturan baterai untuk perangkat seluler yang dijual di kawasan tersebut, termasuk membuatnya mudah diganti.
Mengutip laman Gadgets360, pada Selasa lalu, undang-undang baru yang disahkan Parlemen Uni Eropa merancang baterai portabel dalam peralatan sedemikian rupa sehingga konsumen dapat dengan mudah melepas dan menggantinya sendiri.
Aturan tersebut mencakup semua baterai isi ulang yang digunakan pada kendaraan listrik dan perangkat seluler seperti smartphone, tablet, dan baterai lain yang dijual di UE.
Pekan lalu, dengan 587 berbanding sembilan, parlemen Uni Eropa menyetujui revisi peraturan sebelumnya tentang baterai dan limbah baterai. Aturan baru mencakup desain, produksi, dan pengelolaan limbah semua baterai isi ulang yang dijual di UE dan bertujuan untuk membuatnya lebih tahan lama, berkelanjutan, dan berkinerja lebih baik.
Baca Juga: Grup Tianeng Siap Bangun Fasilitas Daur Ulang Baterai di Indonesia
Menurut pedoman baru, baterai mobil dan sepeda listrik serta baterai isi ulang industri dengan kapasitas lebih dari 2 kWh harus membawa pernyataan jejak karbon, stiker, dan paspor digital.
Untuk mendorong daur ulang baterai, peraturan baru juga menetapkan persyaratan tentang bahan apa yang dapat digunakan dalam baterai baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan koleksi baterai portabel sebesar 45 persen pada tahun 2023, 63 persen pada tahun 2027, dan 73 persen pada tahun 2030.
Untuk daya tahan baterai “transportasi ringan” seperti skuter listrik, targetnya 51 persen pada 2028 dan 61 persen pada 2031.
Uni Eropa juga telah menetapkan target untuk pemulihan bahan liar atau bijih dengan tujuan memulihkan 50 persen litium pada tahun 2027, dan 80 persen pada tahun 2031.
Untuk kobalt, tembaga, timbal dan nikel, Uni Eropa telah menetapkan target 90 persen pada tahun 2027, dan 95 persen pada tahun 2031.
Adapun aturan terbaru untuk mengemas baterai portabel yang dapat diganti pengguna, ini akan menjadi tantangan bagi raksasa teknologi seperti Apple, Samsung, dan Xiaomi karena sebagian besar penawaran di pasaran memiliki baterai yang tidak dapat dilepas.
Regulasi baru tersebut dinilai mampu memaksa merek-merek smartphone untuk mendesain ulang produknya.
Baca Juga: Bosch memperkenalkan cara baru yang lebih aman untuk mendaur ulang baterai EV
Baca Juga: Toyota dan Redwood Kerja Sama Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik
Baca juga: Kajian: Graphene Efisien Ekstrak Emas dari Sampah Elektronik
Penerjemah: Adimas Raditya Fahky P.
Editor: Natisha Andarningtyas
Hak Cipta © Bean 2023