
Minyak datar di Asia, setelah persediaan AS naik lebih dari yang diharapkan
Harga minyak relatif datar di awal perdagangan Asia pada hari Rabu…
SINGAPURA (ANTARA) – Harga minyak relatif stabil pada awal perdagangan Asia pada Rabu, karena ekspektasi permintaan yang lebih tinggi di negara berkembang dan pengurangan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia mengimbangi kekhawatiran perlambatan ekonomi yang menyebabkan kenaikan persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka Brent turun 4 sen untuk diperdagangkan pada $79,36 per barel pada 0015 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1 sen diperdagangkan pada $74,82 per barel.
Untuk mengantisipasi harga, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 Juli 2023, menurut sumber pasar yang mengutip angka industri dari American Petroleum Institute (API). Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan peningkatan stok minyak mentah sebesar 500 ribu barel.
Jika dikonfirmasi dalam data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang akan dirilis Rabu waktu setempat, itu akan menjadi persediaan minyak mentah pertama yang dibuat dalam empat minggu dan dibandingkan dengan peningkatan 3,3 juta barel pada minggu yang sama tahun lalu dan satu penurunan rata-rata. Dengan rata-rata lima tahun sebesar 6,9 juta barel.
Pada sesi sebelumnya, minyak naik sekitar 2,0 persen, didorong oleh penurunan dolar AS dan ekspektasi peningkatan permintaan minyak global.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar minyak akan tetap ketat pada paruh kedua tahun 2023, mengutip permintaan yang kuat dari China dan negara-negara berkembang bersamaan dengan pemotongan pasokan yang baru-baru ini diumumkan, termasuk oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia.
Pada saat yang sama, proyeksi permintaan Badan Informasi Energi AS pada Selasa (11/7) diperkirakan akan melebihi pasokan sebesar 100.000 barel per hari pada 2023 dan 200.000 barel per hari pada 2024.
Pasar menunggu data inflasi AS pada hari Rabu, mencari petunjuk prospek suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Baca juga: Minyak anjlok di Asia, dipengaruhi kekhawatiran melemahnya permintaan
Baca Juga: Minyak Turun di Perdagangan Asia Karena Kekhawatiran Permintaan China
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Hak Cipta © Bean 2023