haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
Kesaksian warga negara Indonesia yang menjadi korban penipuan internet

Kesaksian warga negara Indonesia yang menjadi korban penipuan internet

Read Time:2 Minute, 44 Second

Jakarta (Antara) – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan orang (TPPO) mengungkapkan kesaksiannya dan modus jaringan yang kerap merekrut WNI untuk melakukan penipuan online di negara lain.

Dalam sebuah seminar di Yogyakarta, Jumat, korban yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku terlibat aksi penipuan online setelah mendapat tawaran dari rekannya untuk bekerja sebagai telemarketer di sebuah perusahaan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dengan gaji US$800 (Rp12 juta).

Meski sempat ragu, ia memutuskan untuk pergi karena tergoda oleh godaan temannya yang sudah keluar dan bekerja di perusahaan tersebut.

“Dia bilang (bisnisnya) bagus, dia melakukan pekerjaan telemarketing di bisnis kecantikan dan dia mendapat $800 untuk kontrak enam bulan,” katanya.

Setelah mendapatkan paspor, korban mendapat informasi bahwa ia tidak akan bekerja di Dubai melainkan di Thailand. Namun, korban memutuskan untuk tetap pergi karena mengaku merasa tidak nyaman dengan temannya.

Tak lama setelah tiba di Bangkok, ia dikawal dari pesawat menuju pintu keluar bandara oleh beberapa orang berbeda.

Setelah itu, korban dititipkan di sebuah hotel dan tidak diperbolehkan keluar hotel selama tiga hari.

Tiga hari kemudian, korban mengatakan telah mendapatkan tiket pesawat untuk melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot.

Setelah dibawa berputar-putar melalui Mae Sot hingga harus naik perahu, korban sampai di suatu tempat di mana ia melihat orang-orang bersenjata berseragam.

Setelah sampai di gedung yang menampung perusahaan penipuan internet, paspor korban disita.

“Di sana saya bertengkar dengan teman saya yang mengajak saya ke sini. Katanya kalau ditipu juga.. nggak boleh pulang.. Kalau mau pulang harus bayar uang tebusan Rp 110 juta.”

Selama di sana, ia juga mengaku tidak tahu pekerjaan apa yang harus ia lakukan. Korban hanya diminta mengumpulkan nomor sebanyak-banyaknya dan mengirimkan pesan berupa link atau tautan ke nomor tersebut.

“Jadi saat kita klik linknya, semua yang ada di ponsel kita bisa masuk ke mereka,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, korban harus bekerja 18 jam sehari dari pukul 11.00 hingga 04.00.

Para korban mengaku bersyukur bisa dibebaskan dari perusahaan penipuan internet dan mendapatkan perlindungan, perawatan rehabilitasi, dan bantuan hukum dari negara.

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Juda Nugraha mengatakan banyak perusahaan penipuan online yang sengaja merekrut WNI untuk menipu WNI lainnya.

Oleh karena itu, salah satu syarat yang mereka minta adalah kemampuan berbahasa Indonesia. Mereka juga biasanya beroperasi di daerah yang sulit dijangkau pemerintah.

Guha juga mengungkapkan bahwa ada kecenderungan warga negara Indonesia mengajak warga negara Indonesia lainnya untuk bekerja di penipuan online karena perusahaan menjanjikan imbalan.

Hingga saat ini, Judeh mencatat, ada lebih dari 2.400 kasus penipuan online yang melibatkan WNI yang ditangani Kementerian Luar Negeri.

Namun, Gouda mengindikasikan bahwa beberapa dari mereka kembali pergi ke luar negeri dan bekerja di perusahaan yang sama.

“Betapa kompleksnya persoalan perdagangan manusia dari jenis penipuan online ini karena batas antara korban dan bukan korban semakin kabur,” kata Joudeh.

Dalam upaya menangani kejahatan perdagangan manusia, pemerintah Indonesia membentuk Satuan Tugas Kejahatan Perdagangan Manusia pada Juni lalu. Satgas tersebut dibentuk baik di Polda maupun di bawah naungan Badan Reserse Kriminal Polri.

Baca juga: Ada lebih dari 2.400 kasus WNI yang menjadi korban perdagangan manusia dalam dua tahun
Baca Juga: TIP Dilarang, Imigrasi Palembang Tolak Ratusan Pengajuan Paspor
Baca Juga: Imigrasi menindak ‘profiling’ pemohon paspor untuk mencegah perdagangan manusia

Reporter: Shuvi Ayodhiana
Editor: Atman Aradat
Hak Cipta © Bean 2023

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
25 mahasiswa asing mempelajari budaya dan menjelajahi destinasi Sulawesi Selatan Previous post 25 mahasiswa asing mempelajari budaya dan menjelajahi destinasi Sulawesi Selatan
Permintaan untuk menyelesaikan pembentukan Forum Perdagangan Antar Daerah Next post Permintaan untuk menyelesaikan pembentukan Forum Perdagangan Antar Daerah