
Kenya dan China sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra
NAIROBI (ANTARA) – China’s Belt and Road Initiative mendominasi pembicaraan selama pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Kenya William Ruto dan diplomat senior China Wang Yi pada akhir pekan di Gedung Negara di Nairobi.
Dalam pertemuan yang diadakan pada hari Sabtu, kedua belah pihak menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat kerja sama kedua negara terkait Belt and Road Initiative.
Belt and Road Initiative adalah proyek pembangunan berskala besar yang diprakarsai oleh China pada tahun 2013 untuk meningkatkan konektivitas dan perdagangan global dengan membangun infrastruktur seperti jalan raya, kereta api, dan pelabuhan di Asia, Eropa, dan Afrika.
Ruto menegaskan Kenya memiliki kepentingan khusus untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan jalan tersebut, khususnya dalam kerangka Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC).
“Investasi di sektor ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dalam kerangka agenda transformasi ekonomi yang diselenggarakan dari bawah ke atas,” ujarnya.
Ruto mengatakan Kenya ingin bekerja sama dengan China untuk meningkatkan infrastruktur jalan, Bandara Internasional Jomo Kenyatta, serta pelabuhan Mombasa dan Lamu.
“China akan mempelajari bidang-bidang yang menjadi perhatian prioritas pemerintah Kenya,” kata Wang kepada Ruto setelah pertemuan tersebut.
Inisiatif Sabuk dan Jalan memberi negara-negara Afrika akses ke pasar baru, menarik investasi asing, dan mempromosikan peluang pembangunan.
Namun, inisiatif tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang beban utang yang terus berlanjut dan kepastian bahwa proyek tersebut akan menguntungkan rakyat Afrika secara berkelanjutan dan adil.
Ruto dan Wang Yi juga terlibat dalam diskusi yang melibatkan pembangunan infrastruktur, perubahan iklim, teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan, keamanan, dan bidang lain yang menjadi kepentingan bersama, mendorong hubungan yang lebih erat antara kedua negara.
Wang diperkirakan akan mengunjungi beberapa negara Afrika, termasuk Nigeria dan Afrika Selatan, sebelum KTT BRICS bulan depan di Johannesburg.
Afrika Selatan memegang kepresidenan BRICS tahun ini. BRICS adalah kelompok yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang bertujuan untuk mengimbangi hegemoni Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Sumber: Anatolia
Baca juga: Kadin Sebut Indonesia Akan Diuntungkan dari ‘Belt and Road Initiative’
Baca Juga: BKPM tawarkan investasi 28 proyek Belt and Road ke Chongqing
Penerjemah: Shuvi Ayodhiana
Editor: Ari Novarina
Hak Cipta © Bean 2023