Kementerian Perindustrian: Industri susu mengalami masalah dalam mengisi tenaga ibu

Melalui program ini, peternak kecil dapat berperan dalam meningkatkan produksi susu lokal. Sebab, saat ini hanya tersedia 20 persen dari pasokan susu dalam negeri

Jakarta (Antara) – Industri persusuan nasional (Kemenperin) mengungkapkan industri persusuan tanah air menghadapi masalah di antaranya pergantian peternak karena rata-rata usia peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun.

Oleh karena itu, Dirjen Industri Pertanian Kementerian Perindustrian Putuo Juli Ardika mengatakan pihaknya mengapresiasi upaya industri susu dalam mendukung peningkatan produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia melalui “Akademi Peternak Muda Progresif”. program.

“Melalui program ini, peternak kecil dapat berperan dalam meningkatkan produksi susu lokal. Sebab, pasokan bahan baku susu lokal saat ini baru tersedia 20 persen,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia baru mencapai 16,27 kg per kapita per tahun, atau lebih rendah dari rata-rata negara Asia Tenggara.

Sedangkan pada tahun 2022, permintaan susu mencapai 4,4 juta ton, namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton.

Saat ini, kondisi persusuan nasional membutuhkan perhatian. Ini karena susu merupakan sumber gizi seimbang yang dibutuhkan tubuh manusia.”

Selain pembatasan pembaharuan peternak, kendala lain yang dihadapi peternakan sapi perah di tanah air antara lain kecilnya kepemilikan ternak, lahan yang terbatas, biaya pembibitan yang tinggi, kurangnya pemahaman tentang praktik peternakan sapi perah yang baik, serta penyakit mulut dan kuku. PMK) yang sebelumnya menyerang lebih dari 538 ribu ekor ternak di 17 gubernuran tahun lalu, di antaranya 72 ribu ekor sapi perah.

“Program Akademi Peternak Progresif Muda merupakan salah satu inisiatif Frisian Flag Indonesia untuk mendorong generasi muda menjadi peternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia melalui capacity building,” ujarnya.

Program ini juga bertujuan untuk menemukan petani muda berjiwa progresif mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Dalam Program Akademi Petani Progresif Muda yang diselenggarakan dari tanggal 19 Mei hingga 27 Juni 2023, 36 rencana bisnis potensial dipresentasikan, dan dipilih 12 petani yang dianggap memiliki rencana bisnis terbaik.

“Kesadaran generasi muda harus didorong untuk terus melanjutkan usaha peternakan sapi perah, dan memberikan pelatihan kerja di Belanda bagi 12 peternak muda pemenang akan meningkatkan kemampuan manajerial dan mengembangkan usaha peternakan sapi perah mereka,” jelasnya.

Di sisi lain, Bhutto mengatakan, pemerintah saat ini sedang melakukan upaya untuk mengembalikan jumlah sapi perah yang mengalami penurunan akibat wabah penyakit mulut dan kuku.

“Pemenang program Young Progressive Farmers Academy dapat menjadi panutan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah modern dan menjadi pendorong bagi peternak muda lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan berkontribusi dalam peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan produksi dan kualitas susu segar di Indonesia. negara,” katanya.

Bhutto berharap para pendidik muda ini dapat memanfaatkan kesempatan yang mereka miliki untuk berbuat semaksimal mungkin bagi bisnis mereka sendiri, lingkungan, dan negara.

Rangkaian program Progressive Youth Academy akan diakhiri dengan studi banding dan pembelajaran praktik peternakan terbaik di Belanda pada 18-22 September 2023, yang akan dihadiri oleh seluruh juri dan 12 pemenang.

“Diharapkan dalam tiga tahun ke depan para pemenang program Young Progressive Farmer Academy tumbuh menjadi petani menengah dengan peningkatan pendapatan hingga 50 persen,” kata Bhutto.

Baca juga: Kementerian Perindustrian menjajaki peluang investasi sapi perah dengan Belanda
Baca Juga: Airlangga buka pabrik bahan baku susu untuk dorong kemandirian industri
Baca juga: Teten dorong kemitraan kolaboratif bagi peternak dan industri susu

Reporter: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Hak Cipta © Bean 2023