
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral – Hitachi telah menandatangani LoI untuk mengembangkan teknologi energi hijau
Kesepakatan kedua pihak berupa transfer of knowledge dan studi bersama solusi pengembangan teknologi, khususnya di bidang infrastruktur ketenagalistrikan.
Jakarta (Antara) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Hitachi Energy Corporation telah menandatangani Letter of Intent (LoI) pengembangan teknologi energi hijau.
Penandatanganan dilakukan oleh Plt Sekretaris Jenderal (Siken) Kementerian ESDM Dadan Kosdiana dan Regional Director South Asia Hitachi Energy N Fino di Jakarta, Senin.
Dadan mengatakan dalam laporannya bahwa undang-undang investasi antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Hitachi adalah untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
“Kesepakatan yang dilakukan antara kedua pihak adalah transfer of knowledge dan studi bersama solusi pengembangan teknologi khususnya di bidang infrastruktur ketenagalistrikan,” kata Dadan dalam keterangan pers.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Sarif mengatakan usai penandatanganan, pada 2060 kebutuhan listrik Indonesia diperkirakan mencapai 1942 jam proses (terawatt jam). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah Indonesia juga telah menyusun roadmap pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 700 gigawatt (GW) hingga tahun 2060.
“Untuk mencapai hal tersebut, kami memerlukan dukungan dari segi teknologi, industri, dan infrastruktur dari seluruh pemangku kepentingan,” kata Arifin.
Ia mengatakan, tantangan besar dalam penyediaan listrik EBT adalah infrastruktur kelistrikan, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumber energi yang berbeda satu sama lain.
Oleh karena itu, pemerintah juga telah menyiapkan program supernetwork antar pulau nasional di Indonesia, khususnya di pulau-pulau besar Indonesia.
“Kami sekarang sedang berusaha menyambungkan dari bagian utara Pulau Sumatera hingga bagian timur Pulau Jawa,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, percepatan program tersebut membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional, salah satunya dengan Hitachi Energy. Menurutnya, Hitachi Power merupakan salah satu perusahaan yang memiliki teknologi dan transformasi digital yang dibutuhkan untuk mempercepat transisi energi.
Sementara itu, CEO Hitachi Energy, Claudio Vaccine, mengatakan bahwa Hitachi Energy mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana percepatan transisi energi merupakan kunci untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) dan mengatasi darurat iklim.
“Kami sangat senang dapat memperkuat hubungan jangka panjang kami di Indonesia dan mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan ambisiusnya. Area fokus untuk kolaborasi teknis ini meliputi integrasi energi terbarukan, interkoneksi, kualitas daya, teknologi tepi jaringan, dan solusi digital untuk mengatasi kerumitan pasokan dan permintaan akan listrik baru.”
“Ini adalah contoh yang bagus untuk berkolaborasi menuju tujuan bersama dalam mempromosikan masa depan energi yang berkelanjutan untuk semua,” lanjutnya.
Selain penandatanganan LoI, juga diadakan workshop yang terbagi dalam dua sesi yaitu sesi pagi yang diadakan di gedung Kementerian ESDM dan sesi siang yang diadakan di Hotel Pullman, Jakarta yang dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari perwakilan dari Kementerian ESDM, PLN, praktisi, asosiasi dan akademisi.
Di Indonesia, Hitachi Power hadir sejak tahun 1980 untuk mendukung infrastruktur kelistrikan Indonesia.
Hitachi Energy juga telah berpartisipasi dalam beberapa proyek transformasi energi di Indonesia. Salah satunya adalah menghubungkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Rantao Didab berkapasitas 220 megawatt (MW) di Sumatera bagian selatan, yang menyediakan listrik nol karbon ke jaringan Sumatera.
Kemudian menerapkan solusi grid edge di beberapa daerah, antara lain mini-grid di Pulau Semau, Selayar, dan Nusa Penida yang membantu memenuhi kebutuhan 20 persen kebutuhan listrik selama KTT G20 lalu.
Baca juga: Indonesia angkat isu green energy di Hannover Expo 2023
Baca Juga: Pameran Teknologi Energi Hijau Diharapkan Mencapai Nol Emisi Karbon
Baca Juga: Menteri ESDM: Indonesia Baru Sadari Potensi EBT 12,5 GW
Koresponden: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Hak Cipta © Bean 2023