
Industri Malaysia menghabiskan Rp 9,97 triliun untuk lingkungan
Kuala Lumpur, (Antara) — Pelaku industri Malaysia akan membelanjakan RM3,1 miliar atau sekitar Rp9,97 triliun untuk perlindungan lingkungan pada 2021.
Menurut Departemen Statistik Malaysia (DOSM), dalam laporan yang dirilis di Putrajaya pada Rabu, angka ini meningkat 48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengelolaan polusi mendominasi pengeluaran perlindungan lingkungan sebesar RM2,2 miliar atau sekitar Rp 7,07 triliun atau 70,9 persen dari pengeluaran pengelolaan limbah padat sebesar RM803,7 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun atau sekitar 25,8 persen.
Sisa pengeluaran untuk penilaian lingkungan dan biaya sebesar RM70,6 juta atau sekitar Rp 227 miliar dengan kontribusi sebesar 2,3 persen, dan pengeluaran lainnya untuk perlindungan lingkungan sebesar RM19,3 juta atau sekitar Rp 62 miliar (0,6 persen), dan perlindungan satwa liar. RM12,2 juta atau sekitar Rp 39 miliar (0,4 persen).
Pengeluaran perlindungan lingkungan pada tahun 2021 sebagian besar dihasilkan oleh sektor manufaktur sebesar RM2,4 miliar (sekitar Rp 7,7 triliun), dengan kontribusi sebesar 79,8 persen, diikuti oleh sektor jasa sebesar RM386,4 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. )
Pengeluaran untuk perlindungan lingkungan didominasi oleh dua sektor ini, menurut Kementerian Dalam Negeri, dengan persentase 92,2 persen.
Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi dan pertanian masing-masing menyumbang 36 persen (RM110,8 juta), 2,7 persen (RM84,7 juta) dan 1,5 persen (RM47,1 juta).
Johor tetap memimpin dalam pembelanjaan perlindungan lingkungan, dengan pengeluaran sebesar RM862,4 juta atau kontribusi sebesar 27,7 persen.
Diikuti oleh Selangor dengan RM557,5 juta (17,9 persen), Sarawak dengan RM239,4 juta (7,7 persen), dan Wilayah Federal. Kuala Lumpur dengan RM221,0 juta (7,1 persen) dan Terengganu dengan RM220,2 juta (7,1 persen), kelima negara bagian ini menyumbang 67,4 persen dari total pengeluaran.
Namun, hasil survei menunjukkan beban usaha tetap dominan sebesar 77,5 persen atau RM2,4 miliar atau sekitar Rp7,7 triliun, naik 86 persen.
Sedangkan sisa 22,9 persen belanja dialokasikan untuk belanja modal sebesar RM713,4 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun, turun 6,3 persen.
Baca Juga: PM: Malaysia Butuh Hukum Lebih Keras Terhadap Pelanggaran Lingkungan
Baca juga: Petaling Jaya Malaysia adopsi pengelolaan lingkungan di Surabaya
Reporter: Verna P. Citorini
Editor: Atman Aradat
Hak Cipta © Bean 2023