haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
Harapkan pemimpin teladan dari pemilih milenial

Harapkan pemimpin teladan dari pemilih milenial

Read Time:5 Minute, 1 Second

Surabaya (Antara) –

Seorang pria berusia di atas 30 tahun sibuk bermain ponsel sambil bersantai di bangku sebuah kafe di Surabaya Utara.

Dia duduk sendiri di pojok. Dinding di belakangnya tidak menggunakannya untuk memiringkan punggungnya. Dia lebih fokus dan serius melihat layar ponsel yang dia pegang di kedua tangannya.

Tampaknya jari-jarinya terkadang tidak menekan dengan mulus tombol keyboard di layar. Wajahnya juga lebih serius, seolah-olah dia dipenuhi sesuatu. Bersamaan dengan itu, ia mengeluarkan kartu tanda pengenal KTP dari dompet yang tersimpan di saku celananya.

Rupanya ia senang namanya masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024.

Dia berkata singkat: “Jenengku onok (nama saya ada) mas”, lalu menunjukkan layar ponselnya dan tertera nama “Kholilurahman”. Lengkap dengan nomor tempat pemungutan suara (TPS).

Kemudian Pak Arib, sapaan akrabnya, mengatakan telah membuka laman untuk mengecek apakah namanya masuk dalam DPT, yakni Cekdptonline.kpu.go.id.

Ia menamai pria itu Pak Arib karena cocok dengan nama anak pertamanya. Di daerah itu ada kebiasaan memanggil seseorang dengan nama putra sulungnya.

Pak Arib kemudian menyarankan kepada beberapa orang lain di kafe tersebut agar melakukan hal yang sama kepadanya. Seruan ini menunjukkan kepedulian masyarakat agar pemilu 2024 dapat terselenggara dengan sukses dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi.

“Coba verifikasi, coba verifikasi akun,” katanya sambil berdiri dan menyuruh teman-temannya mengeluarkan ponsel dan KTP.

Banyak orang yang mengikuti arahan Pak arib, namun ada juga sebagian kecil yang tetap meminum kopinya sambil bermain game di handphone.

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU) Republik Indonesia telah menetapkan Bapak Arip dan nama lainnya dalam DPT pada tanggal 2 Juli 2023.

Pengaturan itu tidak mengejutkan. Dibutuhkan sekitar tujuh bulan untuk menyelesaikan tahapan. Harus tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Diawali dengan proses penyerahan data jumlah Pemilih Potensial (DP4) pada 14 Desember 2022. Tiga bulan kemudian, mulai 14 Maret hingga 2 April 2023, Daftar Pemilih Tetap (DPHP) akan disusun dan disusun.

Pada tanggal 5 April 2023 telah dilakukan penjumlahan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) KPU kabupaten/kota. Dilanjutkan sepekan kemudian, mulai 13 April hingga 14 April 2023, yakni rangkuman DPS KPU daerah.

Pada 18 April hingga 19 April 2023, KPU akan meringkas DPS, kemudian pada 24 April hingga 19 Mei 2023 akan dilakukan reformasi dan penyusunan DPSHP.

Selanjutnya, 1 Juni 2023, dilakukan penjumlahan akhir DPHSP tingkat kecamatan/desa oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) selama dua hari.

Pada tanggal 3 Juni 2023, rekapitulasi akhir DPHSP tingkat kecamatan dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sampai dengan tanggal 5 Juni 2023.

Pada 10 Juni dilakukan agenda ganda hingga 19 Juni 2023. Kemudian, pada 20 Juni hingga 21 Juni 2023, DPT KPU kabupaten/kota dirangkum dan ditetapkan.

Dari tanggal 27 Juni hingga 29 Juni 2024, giliran Satgas Perlindungan Sipil Kabupaten yang melakukan Penjumlahan DPT. Terakhir, penjumlahan Republik Demokratik Kongo oleh KPU RI pada 2 Juli 2023 selama tiga hari.

Hasilnya, KPU RI telah menetapkan DPT Pemilu 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta. Sebanyak 204.807.222 pemilih yang terdiri dari 102.218.503 pemilih laki-laki dan 102.588.719 pemilih perempuan akan memilih DPR sekaligus Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Rabu, 14 Februari 2024.

Jika dilihat dari DPT Pemilu 2019, jumlah pemilih saat itu adalah 190.779.466 orang, artinya di Partai Demokrat 2024 jumlah pemilih bertambah 14.027.756 orang.

Pemilih tersebar di 514 provinsi/kota dan 128 negara perwakilan, dengan total jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 823.220 unit, meliputi TPS luar negeri, kotak suara keliling (KSK), dan pos.


Milenial mendominasi

Dari hasil rangkuman DPT di Indonesia, pemilih generasi milenial atau biasa disebut Generasi (Gen) Y dengan rentang kelahiran 1981-1996 mendominasi DPT pada pemilu tahun depan. Jumlahnya 68.822.389 orang atau 33,6 persen.

Generasi X berada di urutan kedua, dengan rentang kelahiran tahun 1965-1980 sebanyak 57.486.482 jiwa atau 28,07 persen.

Kemudian jumlah pemilih kelahiran 1997-2009 atau disebut Gen Z sebanyak 46.800.161 orang atau 22,85 persen.

Generasi Baby Boomer dengan rentang kelahiran 1946-1964 sebesar 13,73 persen atau sebanyak 28.127.340 orang, dan generasi pra-boomer atau pemilih yang lahir sebelum tahun 1945 hanya 1,74 persen atau sebanyak 3.570.850 orang.

Dari data tersebut dipastikan mayoritas pemilih berusia antara 17-40 tahun atau 51,93 persen, dan pemilih berusia di atas 40 tahun sebanyak 48,07 persen.

Kondisi serupa tak jauh berbeda dengan DPT di Jawa Timur yang didominasi kalangan milenial.

Total kasus difteri dan pertusis di Jawa Timur sebanyak 31.402.842 orang, terdiri dari 15.495.556 laki-laki dan 15.907.286 perempuan.

Untuk klasifikasi usia, Milenial sebanyak 9.615.106 orang atau 31 persen, disusul Gen X 9.310.933 orang atau 30 persen, Gen Z 6.386.684 orang atau 20 persen, dan Baby Boomers 17 persen atau 5.344.220 orang dan Pre-Boomer 745.895 orang atau hanya 2 persen.

tujuan politik

Bagi parpol peserta pemilu 2024, data ini tentunya telah didiskusikan secara matang sebagai dasar strategi pemenangan, sehingga diharapkan menjadi partai penguasa dalam lima tahun ke depan.

Itu namanya politik, dan berbagai strategi diterapkan untuk meraih kemenangan. Namun, tentu saja masih ada batasan politik yang santun.

Milenial sebagai kelompok dominan jelas merupakan target politik. Adapun partai yang bisa merebut hati kaum milenial pasti akan mendapat perhatian, terutama dalam mendapatkan suara.

Berbagai program pro-milenial telah dilaksanakan. Ada sosialisasi, pelatihan, turnamen, dan kegiatan yang menyasar Generasi Y.

Sebagai generasi milenial, tentu sah-sah saja mereka “memanfaatkan peluang di dunia politik”, artinya memanfaatkan hal-hal yang positif, seperti ikut serta mereformasi sistem ke arah yang lebih baik, minimal mencoblos pada 14 Februari 2024. , alias tidak ada yang abstain.

Satu suara untuk pemilih milenial sangat berarti, apalagi dua, tiga, empat, lima suara untuk mendapatkan suara mereka.

Dari segi usia, dominasi pemilih adalah penduduk yang masuk dalam kategori wakil atau ahli masa depan “Indonesia Emas 2045”, sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah Joko Widodo.

Sebagai pemilih yang rasional, kelompok pemilih muda inilah yang akan menentukan hasil pemilihan umum untuk memilih pemimpin-pemimpin teladan di semua tingkat pemerintahan di negeri ini.

Hak Cipta © Bean 2023

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bupati Mona Rossmann Imba ditanyai 20 pertanyaan saat diwawancarai KPK. Previous post Bupati Mona Rossmann Imba ditanyai 20 pertanyaan saat diwawancarai KPK.
Upaya Polije untuk menghasilkan pekerja yang efisien melalui teh susu steril Next post Upaya Polije untuk menghasilkan pekerja yang efisien melalui teh susu steril