Dolar AS jatuh setelah kesaksian Powell mengecewakan pasar

Powell tampaknya telah gagal mengalahkan pasar yang sedang mempersiapkan dukungan yang lebih tajam dari proyeksi rata-rata dalam ringkasan grafik dot dari perkiraan ekonomi terbaru.

New York (Antara) – Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang upaya berkelanjutan bank sentral untuk memangkas inflasi gagal memenuhi ekspektasi pasar pada Pasar yang lebih ketat.

Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa memerangi inflasi “masih jauh” dan bahwa meskipun penurunan baru-baru ini dalam menaikkan suku bunga, para pejabat sepakat bahwa biaya pinjaman kemungkinan perlu dinaikkan.

Sambil mencatat bahwa inflasi masih jauh dari target Fed, Powell mengatakan mungkin masuk akal untuk terus menaikkan suku bunga pada kecepatan yang lebih moderat.

“Powell tampaknya telah gagal mengakali pasar yang bersiap untuk dukungan yang lebih tajam dari perkiraan median dalam ringkasan grafik dot dari perkiraan ekonomi terbaru,” kata Carl Chamota, kepala strategi pasar di perusahaan pembayaran bisnis Corpay.

The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Juni, tetapi mengisyaratkan dalam proyeksi baru bahwa biaya pinjaman mungkin masih perlu naik hingga setengah poin persentase pada akhir tahun ini.

“Dengan berpegang pada bahasa yang seimbang dan mengandalkan data yang digunakan dalam konferensi pers minggu lalu, itu membuat investor bertaruh bahwa perlambatan pertumbuhan dan inflasi yang terus berlanjut tidak akan menghasilkan satu kenaikan suku bunga, bukan dua, pada akhir tahun,” Chamota dikatakan.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam rivalnya, turun 0,43 persen menjadi 102,07 menyusul kesaksian Powell di depan Komite Keuangan DPR.

Sidang, yang pertama dari dua sidang di Capitol Hill minggu ini, merupakan bagian dari laporan setengah tahunan oleh anggota parlemen federal.

kata Michael, Pakar Strategi Pasar di TraderX Brown.

Investor secara luas mengharapkan kenaikan suku bunga untuk dilanjutkan pada pertemuan Juli, meskipun indikator pasar keuangan mencerminkan skeptisisme bahwa Fed akan menaikkan lebih lanjut setelah itu.

Euro menguat 0,62 persen menjadi $1,0985. Dolar naik 0,3 persen menjadi 141,805 yen, dengan mata uang Jepang berada di bawah tekanan setelah Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda pada Rabu menegaskan sikap pesimis bank sentral untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar.

Pound Inggris berayun antara keuntungan dan kerugian setelah data menunjukkan bahwa inflasi Inggris dipercepat lebih cepat dari yang diharapkan pada bulan Mei.

Laju kenaikan tahunan harga konsumen Inggris stabil di 8,7 persen di bulan Mei, bertentangan dengan ekspektasi yang telah mereda sejak April, dengan tingkat inflasi Inggris relatif datar terhadap ekonomi utama lainnya.

Pound terakhir naik 0,09 persen pada $1,2774, setelah jatuh ke level terendah satu minggu di $1,2691 di awal sesi.

Dolar Australia naik 0,15 persen menjadi $0,67975, dalam perjalanan untuk memecahkan rekor penurunan tiga hari berturut-turut. Dolar Australia melemah minggu ini setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter bulan Juni Reserve Bank of Australia pada Selasa (20/6/2023) tidak memiliki panduan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Pasar melihat ini sebagai tanda pasifisme.

Dolar Australia, yang sensitif terhadap data ekonomi China, juga tertekan oleh langkah stimulus Beijing yang lemah.

Baca juga: Kenaikan dolar sebelum kesaksian Powell, dan kenaikan pound karena inflasi yang parah
Baca Juga: Dolar Melonjak di Asia Awal, Menemukan Data Perumahan AS yang Mendasari
Baca juga: Dolar AS Stabil Jelang Kesaksian Ketua Federal Reserve di Kongres

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Klik Dewanto
Hak Cipta © Bean 2023