
Distan Bekasi mengajak generasi muda untuk turun ke sawah
Kabupaten Bekasi (Antara) – Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengimbau generasi muda untuk turun ke ladang dan menjadi petani milenial dalam upaya menjaga ketahanan pangan sekaligus menjamin terpenuhinya beras dan bahan pangan petani lainnya di tanah air. wilayah.
“Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berupaya agar generasi milenial mau terjun di sektor pertanian, tidak hanya yang lama, sehingga ada pembaharuan,” kata Menteri Pertanian Kabupaten Bekasi Nayo Kulsum di Cikarang, Minggu.
Ia pun belum bisa memastikan berapa jumlah petani milenial yang tercatat melakukan aktivitas kerja di sektor pertanian di Kabupaten Bekasi saat ini.
“Jumlahnya belum bisa dipastikan, tapi ada belasan. Dalam kunjungan Gubernur Jabar, kami mendatangkan sekitar 15 petani milenial,” ujarnya.
Nayu mengaku menemui kendala dalam usahanya mengajak generasi muda terjun ke sektor pertanian. Menurutnya, anak muda menganggap tanah pertanian identik dengan kemelaratan.
Sementara di sisi lain, ketahanan pangan sangat mendesak untuk menjamin ketersediaan pangan seminimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Ketahanan pangan itu penting, salah satunya subsidi pangan nasional. Bekasi saat ini merupakan penyumbang pangan terbesar keempat di Jabar,” ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah berulang kali menggemakan Program Petani Milenium, hanya saja pelaksanaannya di kabupaten belum bisa berjalan maksimal, diduga karena banyak anak muda yang enggan turun ke sawah.
Minimnya minat kaum milenial pada sektor pertanian karena adanya pandangan bahwa tidak ada harapan untuk maju di bidang ini. Akibatnya, para petani lebih memilih anaknya untuk bekerja di sektor lain, apalagi Kabupaten Bekasi memiliki banyak kawasan industri.
“Sebenarnya pembaharuan hidup petani sudah mulai hilang. Orang tua jarang mengajak anaknya menjadi petani. Karena pekerjaan petani dianggap tidak menjanjikan,” ujar anggota Komisi IV DPR RI Daing Muhammad, juga warga Kabupaten Bekasi.
Daeng meminta pemerintah memenuhi kebutuhan pokok dan dukungan para petani, baik dari penyediaan pupuk dan benih, pengairan, dan teknik, hingga harga beras melalui kebijakan komprehensif mulai dari masa tanam hingga panen.
“Agar terminologi swasembada pangan yang sering diulang-ulang oleh pemerintah bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Baca juga: Memimpin Petani Menjadi Profesi Bermartabat
Baca juga: Milenial dan masa depan pertanian
Koresponden: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Nur Awlia Badr
Hak Cipta © Bean 2023