
Dia memperkenalkan Wandan Kultur Samra, di mana dia melakukan Ambon setelah sholat Idul Adha
Ambon (Antara) – Sebuah komunitas dari Kepulauan Ki, tenggara Maluku, dan Andan Kultur, menampilkan tarian Samra untuk menghibur warga setelah sholat Idul Adha tahun 1444 di Masjid Agung Fateh, Kota Ambon.
“Kami dari komunitas Wandan Kultur saat ini sedang menggalang dana untuk membangun masjid di Ki,” kata koordinator lapangan kegiatan, Muhammed Tahir Salamun, di Ambon, Provinsi Maluku, Kamis.
Untuk mengumpulkan kotak tersebut, Wandan Kultur menampilkan tarian Samra modern bersama dengan Samra klasik.
Katanya, “Awalnya Samra berasal dari Arab, tapi karena mengakar di generasi kami, kami gunakan untuk mengasah kreativitas anak muda dengan cara mengumpulkan uang.”
Memperkenalkan tari Samra, pestanya dihadiri 200 pemuda asal Ki, Maluku Tenggara.
Baca juga: Puluhan Ribu Umat Islam di Matram Jalani Idul Adha 1444 H
Setidaknya ada enam masjid yang menjadi sasaran penggalangan dana, yakni Masjid Al-Amrawi, Masjid Nur Al-Otaqa, Masjid Al-Najm, Masjid Al-Jihad, Masjid Al-Ansar, dan Masjid Al-Rahman di Banda Ali dan Eilat Key Islands.
Para pemuda memakai baju putih atau baju coco lengkap dengan gaun dan sepatu saat melakukan tarian samra.
Mereka menari mengikuti irama lagu yang penuh dengan tabuhan rebana dan musik khas Timur Tengah.
Persimpangan Jalan Sultan Babullah, Jalan Aye Patti dan Jalan Sam Ratulangi, Kota Ambon, langsung dipenuhi jamaah usai salat Idul Adha untuk menyaksikan pertunjukan tari tersebut. Tari Samra karya pemuda Ki Maluku Tenggara (ANTARA/DedyAzis)
Mereka berbondong-bondong mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel masing-masing.
“Ini juga sebagai langkah mengkampanyekan kreativitas pemuda K untuk seluruh masyarakat Kota Ambon,” ujarnya.
Tari Samra yang merupakan salah satu kesenian khas Betawi dan terdiri dari lagu, orkestra dan tari.
Secara etimologis, kata “samra” berasal dari bahasa Arab, yaitu “samroukh” yang berarti pertemuan atau pesta yang tidak resmi. Kata “Samarukh” oleh masyarakat Betawi disebut “Samra” atau “Sambra”.
Musik Samra hanya lazim di kawasan budaya Betawi Jakarta Pusat, antara lain Kemayoran, Sawah Besar, Tanah Abang, Sekini, Pasipan, Tanah Tinggi, dan Betogo.
Samra membawakan lagu-lagu dalam bentuk pantun dengan lagu-lagu bertopik tentang cinta dan agama. Lagu utamanya adalah lagu melayu.
Baca juga: Umat Islam yang berada di Ambon ikut salat Idul Adha di Masjid Raya Al-Fateh
Baca juga: Pesona Masjid Al-Fath Ambon yang Indah dan Megah
Baca juga: Presiden Jokowi Salat Idul Adha di Keraton Yogyakarta
Koresponden: Audi Didi Asad Abdel Aziz
Editor: M. Hari Atmoko
Hak Cipta © Bean 2023