
Di belakang Idul Adha tanpa hewan kurban di Masjid Newji
Masjid ini pernah dikunjungi oleh Presiden José Durre pada tahun 2000 dan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017.
BEIJING (ANTARA) – Lalu lintas di Jalan Niujie pada Kamis pagi (29/6/2023) sangat padat saat warga kota Beijing menuju ke tempat kerjanya.
Laju kendaraan sangat lambat saat melintasi kawasan yang dikenal sebagai pusat masakan halal di China karena padatnya aktivitas penduduk.
Terlihat konsentrasi petugas keamanan, mulai dari relawan partai berkuasa, yang disebut sebagai petugas keamanan (pawan), hingga petugas polisi berkemeja biru tua dan bercelana gelap di persimpangan jalan-jalan besar.
Ini bahkan tidak termasuk petugas keamanan berpakaian preman yang dikerahkan ke berbagai lokasi di kawasan pemukiman Muslim terbesar di ibu kota China itu.
Dalam perjalanan menuju Masjid Niyogi, petugas menyiapkan dua tenda untuk pos pengamanan.
Puluhan satpam berjaga di setiap tenda yang dilengkapi dengan metal detector.
Setiap orang yang melewati tenda diperiksa satu per satu, termasuk barang bawaannya. Tepatnya saat calon penumpang pesawat disaring sebelum masuk ruang tunggu bandara.
Jarum jam sudah menunjukkan 7 plus 20 menit, namun suasana di dalam kompleks Masjid Niuji masih sepi.
“Sholat dimulai pukul sembilan,” kata salah satu pekerja di Masjid Niyoji saat sibuk menggelar karpet di halaman dalam.
Meski tenang, sejumlah aparat keamanan dan pengurus partai berkuasa bersiaga di beberapa sudut kompleks masjid. Beberapa berdiri, yang lain duduk dengan mata tertuju ke semua sisi.
Para peziarah datang secara bergelombang. Banyak umat Islam dari berbagai etnis dan berbagai negara turut mewarnai suasana jelang salat Idul Adha di masjid yang pertama kali dibangun pada 996 M itu saat China masih dikuasai Dinasti Liao.
Namun, ruang sholat Idul Fitri didominasi oleh etnis minoritas Muslim Hui pagi itu.
Dari cara berpakaiannya, terlihat bahwa banyak etnis Tionghoa Muslim minoritas lainnya, seperti Uyghur dan Salar, meski jumlahnya sangat sedikit.
Umat Islam Indonesia yang didominasi pelajar juga menambah daftar panjang jamaah yang akan menunaikan salat Ied di kompleks masjid seluas 10.000 meter persegi di Distrik Xicheng Beijing itu.
Selain latar belakang sejarah terbentuknya komunitas Muslim Tionghoa, Niujie juga populer di kalangan penduduk setempat karena ragam masakan halalnya yang juga dikenal dengan sebutan qingzhen. Tak heran jika antrean panjang pembeli di depan restoran, toko makanan, atau supermarket menjadi pemandangan sehari-hari di sepanjang Jalan Niujie.
Masjid yang memiliki model bangunan bergaya tradisional Tionghoa yang didominasi batu bata merah dengan dua menara mirip pagoda ini pernah dikunjungi oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Jose Dur pada tahun 2000 dan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017, sehingga para pelancong dari Indonesia menjadikan Niyogi salah satunya. . Tujuan saat berwisata ke Beijing.
Para pemimpin berbagai negara Islam juga mengunjungi Masjid Niujie di sela-sela kunjungan resmi mereka ke China.
Hal ini tentu saja tingkat kepopuleran kawasan yang didesain sedemikian rupa agar jendela Muslim Tionghoa ke dunia semakin terlihat. Petugas kepolisian mengamankan pelaksanaan salat Idul Adha dengan memasang sekat pengaman bagi jamaah sebelum memasuki Kompleks Masjid Niujie, Beijing, China, Kamis (29/6/2023). antara / m. Irfan Elmi
setelah pandemi
Bunyi lonceng berbunyi saat jarum jam menunjukkan tepat pukul 09.00 waktu setempat (08.00 WIB) dilanjutkan dengan takbir oleh seorang muazin yang berdiri di serambi masjid.
Sekelompok pendeta berjubah serban putih dan serban dengan warna yang sama sudah berbaris di sebelah Menara Utara. Sesaat kemudian, mereka berjalan beriringan menuju bangunan utama masjid dan menggelar karpet merah.
Sekitar seribu jamaah memadati bangunan utama masjid, aula, aula, dan halaman tengah satu setengah jam yang lalu.
Salah satu imam memberikan ceramah tentang hikmah Idul Adha dalam bahasa Mandarin, dan tidak lebih dari 30 menit.
Shalat Idul Fitri yang merupakan ritual utama dari rangkaian Idul Adha ini akan dilaksanakan pada pukul 09.30 waktu setempat (08.30 WW Indonesia) dipimpin oleh seorang imam lainnya. Dilanjutkan dengan pembacaan khutbah Idul Adha dalam bahasa Arab yang berlangsung sekitar dua puluh menit.
Dari segi jumlah, ruang sholat Idul Fitri di Masjid Niyoji setara bahkan mungkin melebihi situasi sebelum pandemi COVID-19.
Pada Idul Adha tahun 2021, masjid yang berkapasitas sekitar 1.000 orang ini akan menggelar sholat Idul Fitri dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, bahkan setiap jemaah diharuskan menunjukkan hasil negatif dari tes swab (PCR). .
Namun pada Idul Adha tahun 2022, shalat Idul Fitri di masjid tersebut akan dibatalkan. Begitu pula dengan masjid-masjid lain di Beijing karena otoritas setempat saat itu menutup akses (closed) di berbagai wilayah. Bahkan sejak Januari hingga Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 pada Oktober 2022, otoritas kesehatan kota Beijing beberapa kali memberlakukan lockdown hingga pergerakan masyarakat sangat dibatasi.
Karena itu, baru Kamis pagi Masjid Niyoji kembali dikunjungi dalam jumlah besar seperti pada era sebelum pandemi COVID-19. Apalagi kepemimpinan baru Partai Komunis China telah menurunkan tingkat imbauan antipandemi, sehingga memudahkan jamaah untuk melaksanakan shalat sunnah, meski memiliki tingkat keamanan yang lebih ketat dibanding sebelum pandemi.
Perbedaan yang mencolok di Niujie adalah tidak adanya hewan kurban sebagai bagian dari tradisi yang mengakar di kalangan Muslim Tionghoa.
Di era pra-pandemi, ratusan kambing dan sapi diambang pembantaian massal di halaman belakang menjadi daya tarik utama salat Idul Adha di Masjid Niyoji.
Faktor kesehatan ternak yang menjadi prioritas utama otoritas China disebut-sebut sebagai alasan dihapuskannya tradisi penyembelihan massal hewan kurban dalam beberapa tahun terakhir.
Tidak ada daging kurban, tidak ada jamuan makan bersama di masjid, dan ini membuat semua rumah makan dan penjual makanan di Jalan Nyogi ramai oleh para pembeli yang memadati Kamis pagi hingga siang hari itu.
Editor: Ahmad Zainal M
Hak Cipta © Bean 2023